Senin, 15 April 2013

Membangun Inovasi Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia




            Di era pasar global seperti sekarang ini, Indonesia perlu mulai memperhatikan inovasi dari produk-produk yang dihasilkan agar dapat bersaing dengan produk dari luar negeri dan mendapatkan pasar yang luas guna meningkatkan posisi Indonesia di mata dunia. Indonesia saat ini kurang menganggap inovasi teknologi sebagai suatu faktor yang penting sehingga masih banyak produk Indonesia yang kurang inovatif.
            Menurut Craigh Mundie, seorang Chief Research and Strategy Officer Microsoft Corporation dalam sebuah seminar di Jakarta menyatakan bahwa teknologi informasi akan menjadi salah satu industri unggulan di masa depan. Dia juga menyatakan bahwa transformasi teknologi informasi adalah bagian penting dalam memperkuat daya saing. Dia melihat bahwa Indonesia perlu melakukan penguatan di bidang industry kreatif, perdagangan dan sektor-sektor ekonomi lainnya dimana kekuatan anak muda Indonesia tidak dapat dikesampingkan.
            Untuk meningkatkan daya saing Indoneisa, diperlukan 4 buah kunci yang memerlukan fokus bersama. Kunci pertama adalah transformasi pendidikan, kedua adalah mengembangkan kewirausahaan, ketiga adalah menghubungkan Indonesia, dan kunci yang keempat adalah membuat suatu pemerintahan yang terhubung dan transparan.
            Transformasi pendidikan menjadi salah satu kunci penting pendukung daya saing Indonesia dengan membuka pendangan masyarakat Indonesia akan pentingnya inovasi teknologi informasi. Pengetahuan yang dini mengenai inovasi dapat mendorong generasi muda Indonesia untuk mulai mencari-cari inovasi baru guna mendukung produk Indonesia di mata dunia. Hal ini sudah mulai terlihat dengan munculnya generasi muda yang banyak berinovasi di berbagai bidang yang terkait dengan teknologi informasi. Sebagai contoh beberapa waktu yang lalu, beberapa mahasiswa Universitas Brawijaya berhasil menemukan inovasi baru dalam mengatasi bakteri pada penyakit diabetes mellitus. Mereka menciptakan sebuah alat bertenaga listrik yang akan mengalirkan listrik 9 volt ke dalam luka yang diderita oleh penderita diabetes mellitus. Alat ini telah terbukti dapat membunuh semua bakteri dalam luka tersebut dan membantu mengurangi luka pada penderita diabetes mellitus. Dengan ditemukan alat ini potensi penderita diabetes  mellitus yang harus melakukan amputasi akibat luka yang dideritanya pada beberapa bagian tubuh dapat diminimalisir.
            Dengan perkembangan teknologi informasi yang terus ditekan dalam dunia pendidikan, saat ini mulai bermunculan anak-anak Indonesia yang memiliki inovasi-inovasi dan berhasil membuat sebuah produk inovasi. Sebagai contoh adalah beberapa anak-anak yang berhasil membuat game di usianya yang masih dini. Walaupun inovasi dari anak-anak tersebut masih sederhana namun dapat menjadi modal sebagai inovasi yang lebih besar di masa mendatang. Seorang anak bernama Fahma Waluya Rosmansyah dan Hania Pracika Rosmansyah berhasil menciptakan game dan beberapa aplikasi mobile hingga masuk ke dalam jajaran pembuat game dan software termuda di dunia. Aplikasi-aplikasi buatannya sangat cocok untuk digunakan oleh anak-anak karena bertemakan dunia anak. Aplikasi tersebut diantaranya adalah Enrich (English for Childer) yaitu sebuah aplikasi yang memungkinkan seorang anak mempelajari bahasa inggris dengan mudah menggunakan handphone. Agar aplikasi ini menarik, dia menambahkan inovasi dengan menggunakan tokoh yang menarik untuk anak-anak yaitu seekor katak berkulit hijau. Selain itu aplikasi tersebut juga dilengkapi dengan gerakan, tulisan, suara, dan iringan musik agar memberi kesan yang lebih hidup. Prestasi yang berhasil dicapai oleh kedua anak tersebut adalah memenangkan perlombaan internasional Asia Pacifik Informaation and Communication Technology Award (APICTA). Mereka berhasil mengalahkan peserta lain yang setingkat anak SMA dari berbagai Negara di Asia Pasifik.
            Kunci kedua dalam mengembangkan inovasi adalah mengembangkan kewirausahaan. Indonesia perlu memperhatikan dunia wirausaha saat ini terutama dengan mulai bermunculannya industri kreatif yang banyak dikelola oleh para wirausahawan. Para wirausahawan ini kadang terhadang oleh beberapa kendala khususnya dibidang keuangan atau pendanaan. Saat ini PT Telekomunikasi Indonesia telah membantu para wirausahawan muda yang ingin mengembangkan industri kreatif di dalam negeri dengan meluncurkan program Indigo Incubator. Program ini merupakan langkah PT Telekomunikasi Indonesia untuk membantu perusahaan startup agar dapat mengembangkan bisnisnya di bidang industri kreatif digital. Dengan program ini diharapkan agar dapat melahirkan perusahaan-perusahaan yang mempunyai karya kreatif yang dapat dibanggakan yang memiliki inovasi-inovasi baru sehingga dapat diterima di pasaran dan mampu merebut pasar nasional hingga pasar global. Industri kreatif digital memang memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia dan memiliki peluang bisnis yang baik.
            Secara umum dalam dunia industri terdapat empat sektor yaitu pertanian, manufaktur, pengetahuan, dan koseptual yang lebih dikenal dengan industri kreatif. Di bidang manufaktur, Indonesia memiliki peluang yang kecil untuk bersaing dengan Cina yang telah menjadi pusat manufaktur dunia. Berbagai produsen besar seperti Nokia dan Apple pun telah memindahkan produksinya ke Cina sehingga sangat sulit bagi Indonesia untuk bersaing di industri jenis ini. Indonesia memiliki peluang yang besar untuk bersaing di bidang industri kreatif. Secara umum nilai industri kreatif di Indonesia memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan industri lainnya. Industri kreatif yang sesuai di Indonesia adalah industri kreatif digital yang memiliki sifat borderless yaitu tidak mengenal batas wilayah sehingga dapat langsung menjadi pemain pasar global. Selain mendukung pengembangan industri kreatif lewat Indigo Incubator, PT Telkom juga turut mengembangkan ekosistem industri kreatif digital dengan bekerja sama untuk menumbuhkan industry kreatif digital dengan program seperti Bandung Digital Valley dan menjalin kerja sama dengan organisasi semisal Masyarakat Industri Kreatif TIK Indonesia.  Agar pengembangan industri kreatif digital ini lebih efektif, maka peta perannya harus dibagi secara tegas. Bila unsur kreatifnya sangat dominan dan   lebih fokus pada personal, maka wadahnya adalah organisasi seperti MIKTI yang dikembangkan di berbagai kota di seluruh Indonesia (creative camp). Bila  unsur komersial lebih dominan dan fokus pada professional, maka wadahnya adalah seperti Bandung Digital Valley. Di dalam wadah ini perusahaan startup terus didukung Telkom agar bisa lebih professional sekaligus komersial (creative center).
            Kunci ketiga dalam membangun inovasi di Indonesia adalah dengan menghubungkan Indonesia. Dalam kunci ini yang dimaksudkan adalah dengan menghubungkan para pembuat inovasi dengan pasar sehingga dapat memfasilitasi inovasi yang telah dibuat dengan konsumen atau pengguna. Kunci keempat adalah membuat suatu pemerintahan yang terhubung dan transparan. Dengan kunci keempat ini diharapkan pemerintah dapat memberikan fasilitas yang lebih baik untuk mendukung inovasi di Indonesia yang lebih transparan dan efisien.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar